Sepulang dari kantor, tiba di rumah sekitar pukul 9-an, kemudian selonjoran seperlunya. Karena dari siang berniat mencari sebuah dokumen untuk sebuah persyaratan maka beberapa menit kemudia langsung beranjak dari tempat tidur, ketika sedang membuka satu per satu dokumen yang dibutuhkan tiba-tiba menemukan puisi waktu jaman pacaran sama istri. Jika diperhatikan isinya, seperti nya ini puisi dibuat waktu kami berantem. Jika membacanya jadi terbawa suasana dan tertawa kecil mengingat masa-masa itu. Kira-kira seperti inilah kutipan puisinya.
Cianjur, 04 Maret 2011
Tidak ada caci maki jika kita selalu berhati-hati
Tidak ada caci maki jika kita selalu berhati-hati
Tidak ada amarah jika kita selalu ramah
Tidak juga ada benci jika kita kita selalu berempati
Kenapa sebagian orang penuh amarah dan kebencian
Tidak juga ada benci jika kita kita selalu berempati
Kenapa sebagian orang penuh amarah dan kebencian
Tidakkah mereka rindu akan kasih sayang, kedamaian, keramahan.
Ataukah semua itu sebagai bentuk perhatian?
Jika hendak memberi nasihat jangan kau pakai urat saraf
Jika hendak memberi nasihat jangan kau pakai urat saraf
Jika mau menegur tak usah kau melantur
Tak usahlah kita berapi-api, karena kita punya hati
Marilah kita menjadi embun pagi
Marilah kita menjadi embun pagi
meskipun setetes, tapi ia bisa meyejukkan bunga, memberi minum kupu-kupu
***
Mudah-mudahan tulisan-tulisan, puisi atau apapun sejak jaman suka menulis dikertas bisa ditemukan serta bisa didokumentasikan di blog ini.
Mudah-mudahan tulisan-tulisan, puisi atau apapun sejak jaman suka menulis dikertas bisa ditemukan serta bisa didokumentasikan di blog ini.
No comments:
Post a Comment