Friday, March 4, 2016

HATERS, Orang yang Tak Bermoral dan Tak Beragama

Nama Jonru adalah ada orang paling terkenal dikalangan pengguna sosmed, orang yang bernama lengkap Jon Riah Ukur ini begitu terkenal selama dan pasca pilpres 2014 lalu. Jika menyebut nama Junro, yang terbanyang diotak saya adalah seorang haters Jokowi paling lantang dan istiqomah sampai sekarang. Saking fenomenalnya, jonru menjadi sebuah kata baru dalam dunia maya khususnya pengguna sosmed yang artinya "memfitnah atau menjelekkan nama orang lain" oleh Rivan Heriyadi dan juga Ahmad Sahal ditwitternya berkicau dengan menyatakan menjonru berarti "menghalalkan fitnah kepada orang yang tidak disukai." Atas perbuatan mereka, Jonru pun melaporkan keduanya ke Polda Metro Jaya atas perbuatan mencemarkan nama baik. Meski demikian, sosok ayah dari 3 anak ini memiliki banyak followers yang mendukung sikap kritisnya.
Gambar : arrahmahnews.com
Sepak terjang Jonru di dunia maya dianggap telah membuat resah sejak momen Pilpres 2014 2 tahun yang lalu, bahkan sebuah petisi ditujukan untuk Jonru Ginting di situs change.org langsung disambut para netizen dengan ramai-ramai ikut menandatangani. Petisi itu berjudul 'Jebloskan Jonru Ginting ke Penjara'.



Mulan Jameela, adalah sosok yang tanpa ampun diserang oleh para haters yang dianggap sebagai "tukang rebut" suami orang, ada juga komentar pedas yang membandingkan kecantikan Mulan dengan Maia Estianty. Menurut haters, Mulan dianggap sebagai produk operasi plastik sementara Maia merupakan simbol kecantikan yang natural. Apapun, entah itu foto selfie, groupfie atau foto kondangan sekalipun, ia selalu dicibir netizen. yang berhubungan dengan mulan jamila akan menjadi ocehan para haters. Dengan bahasa yang begitu menyayat tanpa ampun. Saya tak bisa membanyakan bagaimana perasaan mantan peraonel duo ratu ini. 

Bahkan Ahmad Dhani yang merupakan suami dari Mulan Jameela pun memiliki banyak haters karena sikapnya yang terkenal dengan arogan, namun Ahmad Dhani tak terlalu pusing dengan kicauan para haters-nya ini. Malah Ahmad Dhani Dalam wawancara yang dilakukan dengan Deddy Corbuzier mengatakan jika para haters itu tak punya agama dan tak bermoral . Namun Dhani tak menampik adanya para haters, bagi Ahmad Dhani salah satu syarat untuk menjadi orang besar adalah memiliki banyak pembenci, ia merasa para haters itu tak memengaruhi kehidupannya. Sebab, mereka tidak akan banyak menggangu rejekinya.

Seorang hater asal Jambi tersandung masalah serius lantaran berkata tidak senonoh
di akun Instagram Deddy Corbuzier.  Foto : showbiz.liputan6.com

Lain cerita dengan Sang Mentalis Deddy Corbuzier, Kali ini haters menyerang Deddy Cobuzier dan Chika Jessica dengan memberikan kometar tidak sopan pada akun instagramnya. Mengetahui dirinya dan Chika dihina, Deddy Cobuzier dibantu kepolisian Jambi berhasil meringkus seorang hater  bernama Anton. Anton yang ditangkap di Jambi langsung dibawa ke Jakarta untuk dimintai pertanggungjawaban atas kata-katanya yang menghina dan berbau SARA serta mempertontonkannya ke publik. meski tindakannya ini mendapat dukungan banyak dari neetizen namun tak sedikit juga para netizen yang mengitik sikap ayah dari Azka Corbuzier ini. Sekilas apa yang dilakukan Deddy Corbuzier adalah membela diri. Namun cara yang dilakukan Deddy yang tampak mempermalukan dam membiarkan warga dunia maya mem-bully Antho Nugroho secara terbuka juga dinilai tidak bijak. Inilah yang membuat netizen memberikan masukan atas apa yang dilakukan Deddy Corbuzier. Ada juga yang mengkritik tindakan Deddy yang mempermalukan haters asal Jambi itu berlebihan.

Hate Speech (Ucapan Kebencian)

Menurut Wikipedia, hate speech atau ucapan kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksua, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain. Dalam arti hukum, Hate speech adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku Pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut. Website yang menggunakan atau menerapkan Hate Speech ini disebut Hate Site. Kebanyakan dari situs ini menggunakan forum internet dan portal berita untuk mempertegas suatu sudut pandang tertentu.

Pada Oktober 2015, akhirnya pemerintah melalui Kepolisian membuat surat edaran yang mengatur tentang hate speech, atau ujaran kebencian, dan sudah diedarkan oleh Kepala Polisi RI Jenderal Badrodin Haiti ke kepolisian Sektor dan Resor di seluruh pelosok tanah air. Menurut surat edaran tesebut, ujaran kebencian adalah tindak pidana yang berbentuk, penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, memprovokasi, menghasut, penyebaran berita bohong, dan semua tindakan di atas memiliki tujuan atau bisa berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa, dan atau konflik sosial. Aspeknya meliputi suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan dan kepercayaan, ras, antar golongan, warna kulit, etnis, gender, kaum difabel, dan orientasi seksual. 

Ujaran kebencian dapat melalui media kegiatan kampanye, spanduk atau banner, jejaring media sosial, penyampaian pendapat di muka umum atau demonstrasi, ceramah keagamaan, media massa cetak maupun elektronik, dan pamflet. Bagi mereka yang biasa ceplas-ceplos di media sosial, kini perlu lebih hati-hati. Penebar kebencian melalui berbagai media, termasuk media sosial, bisa diancam pidana jika tidak mengindahkan teguran dari kepolisian bahkan kena denda hingga Rp. 500 juta. 

Dalam ilmu psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya. Kebencian (Wikipedia) merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya. Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.

Mengutip dari blog Deden Heryana tentang psikologi Kemarahan, bagaimana orang bisa memiliki bebencian sebesar itu hingga menyerang orang lain yang tidak sedang mengancam atau menyerangnya :
1.  Less Than Human
Hitler menghabisi orang Yahudi karena menganggap mereka bukan manusia bermatabat. Suku Hutu membunuh 1 juta suku Tutsi di Rwanda karena menganggap mereka kecoa yang harus dibasmi. Para pembenci ini tidak menganggap orang yang diserang sebagai "sesama manusia" melainkan barang, ideologi, atau sedikit lebih rendah dari manusia (dehumanization). Kalau saja orang bisa menganggap orang lain yang berbeda adalah ciptaan Allah, sama seperti mereka, mungkin mereka tidak akan semena-mena.
2. Insecurity
Kebencian adalah dampak dari rasa tidak aman, tidak pasti, kekhawatiran, ketidakstabilan. Seseorang menyerang karena "insecure", ia tidak yakin bahwa ia berada di posisi yang aman. Karena itu biasanya "hater" tidak bertindak sendirian, ia menghasut massa untuk menjadi "hater" sehingga harga dirinya bertambah dengan "approval" dari orang lain. Mereka merendahkan kelompok lain supaya merasa dirinya tinggi. Dan pada akhirnya, mereka menganggap dirinya berkuasa atas nasib/hidup matinya orang lain, mendekati fungsi Tuhan.
3. Self Righteous
Haters merasa dirinya paling benar, orang lain salah/sesat, karena itu perlu dipaksa untuk benar atau disingkirkan agar tidak mencemari kemurnian benci.

Kebenciaan baik itu sikap maupun ucapan tentu akan menimbulkan banyak kesalahan serta membawa kita terjerumus ke dalam berbagai keburukan dan kerugian bagi dirinya sendiri, selian itu akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal tersebut akan menimbulkan hipertensi, stres, depresi, insomnia kelelahan bahkan secara psikologis kebencian dapat merusak pola pemikiran menjadi lebih pendek. Dan yang lebih parah watak pembenci akan mengakibatkan terjadinya disharmonis, seperti putusnya jalinan cinta kasih, putusnya persahabatan, kehilangan pekerjaan, terkena hukuman pidana, bahkan dengan permusuhan bisa menimbulkan penganiayaan dan pembunuhan. Tentu masih ingat dengan adu jotos yang terjadi di Gelora Senayan antara pendukung Jokowi dan Prabowo yang rame diberitakan di berbagai media massa.

Berkomentar sah-sah saja tapi tentu memggunakan etika bukan dengan kebencian. Jangan hanya berkoar tanpa fakta, ikut menghasut orang dan diiyakan juga oleh orang. Yang ujung-ujungnya menjadi fitnah dan merusak kehidupan seseoirang bahkan keluarganya yang tidak tahu apa-apa. Apakah kita tidak berfikir sampai kesana ???

No comments:

Post a Comment