Wednesday, November 9, 2016

Bali, antara Eksotis dengan Erotis

Sebernarnya kunjungan ke Bali ini sudah cukup lama sekitar akhir awal desember di penghujung tahun 2015. Banyak hal yang saya temui di Bali dimana biasanya saya melihatnya hanya di televisi maupun di dunia maya. Perjalanan ini merupakan, perjalanan pertama terjauh saya selama ini sekaligus untuk pertama kalinya saya menaiki pesawat dan rasanya itu lucu, untuk itu saya merasa perlu untuk mendokumentasikan kemudian menulisnya perjalanan berharga ini .

Sejak lama saya selalu membayangkan bisa berkeliling Indonesia dan naik transportasi laut maupun darat sampai dapat kabar akan ada Employe Gathering dari kantor tempat saya bekerja, saya selalu berpikir bagaimana saya bisa berjalan-jalan keluar daerah terutama terkait masalah biaya. Tiba saatnya kesempatan itu datang, saya dapat pemberitahuan dari kantor bahwa akan diadakan Employe Gathering dan saya diminta untuk mengisi pernyataan tertulis bahkan akan ikut serta dalam acara tersebut. Tanpa berpikir panjang saya pun langsung meng-iya-kan saja.




Waktu itu hari kamis siang kami beragkat ke Jakarta usai menunaikan salat dzuhur, saya berangkat dari Ciajur bersama rekan saya. Karena menggunakan angkutan umum, maka kami putuskan untuk naik mini bus Marita saja yang ada AC-nya agar bisa tidur pulas dan melewatkan kemacetan sepanjang Puncak. Meskipun selama perjalana tertidur, bisa saya pastikan bahwa perjalanan menuju jakarta terutama di daerah puncak macet, karena terbangun di gerbang tol Ciawi tidak sesuai perkiraan yang harusnya jika lancar bisa ditempuh dalam waktu 1.5 jam saja.

Dari bandara kami boarding sekitar pukul 7-an, ternyata ribet juga mau naik pesawat itu. Sudah masuk kedalam harus menunggu lama, belum lagi pemeriksaaannya berulang kali dan sangat ketat. Alhamdulillah kami kami akhirnya berangkat dan tidak bisa menikmati perjalanan pertama naik pesawat, rasanya campur aduk. Alhamdulillah akhirnya saya tiba dibandara Ngurah Rai Bali yang sebelumnya melewati laut dulu. Tiba di Bandara kemudian kami mencari masjid unutk melaksanakan shalat jumat, sementara perempuan dipersilahkan untuk belanja sambil menunggu jumatan selesai.

Menunggu Senja di Uluwatu

Saking  terkenalnya bali, katanya bule-bule atau para wisatawan luar negeri lebih mengenal bali dari pada Indonesia, sungguh aneh karena bali merupakan bagian kecil dari ribuan pulau di Indonesia.

Tempat wisata yang pertama kami kunjungi adalah Pantai Uluwatu, suasana pantai disana sangat terasa sekali, akhirnya saya pun dapat menyaksikan pesona pantai Uluwatu yang biasa saya liat di gambar atau di televisi, tepat apa yang saya rasakan ternyata sangat indah sekali. Sangat wajar jika banyak orang yang ingin berkunjung kesana.kita bisa melihat sunset dan bentangan luasnya pantai Uluwatu. Tak hanya turis domestik, turis mancanegara pun bertebaran.

Uluwatu bias jadi menjadi primadona tempat wisata Bali, di sini kita akan dapat mendapatkan keindahan alam, ketenangan dan beragam pertunjukkan. Pura Uluwatu adalah salah satu tempat wisata di Pulau Bali yang wajib dikunjungi. Mnjelang matahari terbenam, banyak orang berkumpul di sekitar pura untuk menikmati pemandangan menakjubkan ketika laut berubah warna merefleksikan warna matahari saat itu. 
Tari Kecak yang diiringi dengan paduan suara sekitar  60 orang pria. (Dok. Pribadi)
Selain saya dapat menyaksikan keindahan pura, menjelang sore menuju senja kami diajak menyaksikan Tarin Kecak yang paling populer di Bali dan menjadi icon budaya Indonesia di mancanegara. Di pulau ini selain saya bisa menyaksikan keindahan pura, saya pun bisa sekaligus menyaksikan pertunjukan tari kecak dengan latar belakang sunset.

Ada satu hal yang jadi pertanyaan saya sejak dulu akhirnya mendapatkan jawaban yang sampai saat ini lumayan. pertanyaan itu adalah kenapa orang Hindu menyembah patung yang mereka buat. ada jawaban yang cukup menarik. Jawaban itu didapat dari Tour Guide, dia menjawab bahwa orang hindu menyembah patung agar terlihat pede bahwa tuhannya itu gagah, makanya digambarkan dan dibuat segagah mungkin.

Jimbaran, Tempat Dinner Keren

Sesuai rundown acara kami akan menikmati candleligth dinner di pantai Jimbaran, saya menjadi penasaran. Saya sendiri mengetahui Pantai Jimbaran saat terjadi Bom Bali. Di pantai Jimbaran anda anda bisa menemukan deretan meja dan kursi yang tertata rapi ditepian pantai dan terdapat banyak rumah makan atau restoran yang menyajikan berbagai makanan laut  atau seafood. Saat menyusuri pesisir Jimbaran, kita akan melihat sederetan restoran yang menawarkan menu makanan seafood sebagai menu utama. Bagi enggemar makanan laut ataupun bagi mereka yang senang menikmati suasana laut, tentu Jimbaran merupakan tempat yang begitu menyenangkan.

Setelah kita memesan makanan kebetulan waktu itu sudah dipesankan, kita bisa langsung menuju pantai untuk bersantai dan melihat pemandangan laut. Karena tiba di lokasi magrib, sepertinya jika kita makan di sini menjelang magrib, pemandangan sunset akan membuat suasana bertambah indah dan bisa menikmati desiran ombak serta angin pantai yang menyegarkan.

Sambil menikmati makanan di tepi laut, kita  juga bisa menikmati tarian kecak dari penari cilik dan juga alunan lagu dari sekelompok musisi di sana. Mereka akan berkeliling dan melantunkan lagu sesuai dengan permintaan kita.

Bagi pasangan yang sedang berbulan madu ini merupakan salah satu tempat makan malam romantis bersama pasanagan kita. Kita bisa makan bersama pasangan kita sambil menikmati keindahan pantai yang sangat menakjubkan dan alunan music dari musisi setempat.


Legian, Tujuan Turis dan Teroris

Rangkaian kegiatan hari pertama usai sekitar pukul 9-an. kami istitrahat sebentar kemudian kami berangkat lagi. Sejak semula dari Cianjur, kami berencana tak akan menyia-nyiakan kunjungan ini bahkan kami sudah mensurvei di internet daerah apa saja yang harus dikunjungi dan mencari penyewaan ojek.

Pertama kali menginjakkan kaki di Legian tiba-tiba saya membayangkan dan mengingat peristiwa pemboman di Bali, dalam hati saya berujar : "Pantas saja daerah ini dulu di Bom oleh teroris", saya tidak meng-amini apa yang telah teroris lakukan, sekedar membayangkan kenapa teroris itu bisa melakukannya, tentu menurut pemahaman serta pemikiran mereka. Saya menyusuri setiap jalan di Legian serta memperhatikan setiap aktivitas para turis mancanegara maupun domestik.

Cerita bersambung jika ingat dan sempat.... 

No comments:

Post a Comment