Begitu banyak kasus yang tidak pernah kita duga
berawal dari penggunaan media sosial.
Ketika sebagian orang memiliki etika bermedia sosial sangat rendah maka akan
sangat berbahaya, karena akan menjadi penyulut besaran api yang akan berkobar. Dalam beberapa kasus yang
pernah terjadi di negeri ini bermula dari media sosial seperti kerusuhan samapai seseorang
harus mendekap di penjara.
Oleh karenanya, apabila kita mendapatkan
informasi ataupun berita kita harus lebih cerdas dan bijak. Alangkah
baiknya kita membaca dulu sampai tuntas kronologinya, menelaah
isinya, mengonfirmasi dahulu isi dari informasi tersebut jangan sampai kita
ikut membagikan informasi yang belum jelas kebenaraanya sehingga menimbulkan
efek yang negatif. Begitu pula ketika kita akan membuat status kita
harus mempertimbangkan dulu efeknya.
Mudah terpancingnya emosi atau kerusuhan massa saat ini, mencerminkan bahwa ikatan emosianal sosial atau persaudaraan kita sebagai bangsa indonesia masih sangat rapuh. Apalagi musim menjelang pilkada seperti saat ini, banyak sekali saya perhatikan di medsos yang saling unfried atau menjadi perusak silaturahmi. Semua tak lain akibat ketidaksukaan tentang postingan-postingan dilingkaran pertemanannya yang dinilai sangat provokatif. Lebih fatal lagi, postingan tersebut menjadi penyebab kerusuhan akibat saling hasut.
Mudah terpancingnya emosi atau kerusuhan massa saat ini, mencerminkan bahwa ikatan emosianal sosial atau persaudaraan kita sebagai bangsa indonesia masih sangat rapuh. Apalagi musim menjelang pilkada seperti saat ini, banyak sekali saya perhatikan di medsos yang saling unfried atau menjadi perusak silaturahmi. Semua tak lain akibat ketidaksukaan tentang postingan-postingan dilingkaran pertemanannya yang dinilai sangat provokatif. Lebih fatal lagi, postingan tersebut menjadi penyebab kerusuhan akibat saling hasut.
Rasanya penting bagi kita untuk menumbuhan wawasan kebangsaan, toleransi dan persaudaraan ditengah
kemajemukan bangsa kita. Kita
harus sadar bahwa kita tidak boleh mudah diperalat atau diprovokasi sesama anak bangsa. Sudah bukan masanya lagi kita mempersoalkan kemajemukan bangsa ini karana kita telah dicengkram oleh garuda.
Kita harus menyadari bahwa kita adalah sebangsa dan setanah air.
Dahulu ayahnya Megawati
Soekarno Putri pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir
penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Perkataan ini seperti isyarat bahwa akan datang di mana sesama anak bangsa akan
saling memandang sebagai lawan atau musuh karena adanya konflik kepentingan.
Melihat kondisi seperti
ini, saya pribadi sangat merindukan munculnya sosok PAHLAWAN baru yang mampu
merangkul dan menyatukan seluruh element bangsa ini yang mulai terlihat
berkubu-kubu.
Bertepatan pada hari ini, sejarah telah mengukir bahwa
tragedi 10 November 1945 di kota Surabaya mengingatkan kita tentang sosok
heroik Bung Tomo yang dengan lantang berteriak mengusir penjajah dari bumi
Indonesia. Dan pada tanggal ini juga ditetapkan sebagai Hari pahlawan Nasional
yang selalu diperingatin setiap tahunnya.
Kalau dulu semasa SD, saya masih ingat para siswa diwajibkan
menonton film “Surabaya 45”, waktu itu nonton bareng dilayar tancap dengan
membayar karcis kalau tidak salah sebesar Rp. 150 atau Rp. 250. Tutur
memperingati, saya mengucapkan :
SELAMAT HARI PAHLAWAN
Semoga kita bisa menjadi
pahlawan yang dimulai dari lingkungan terkecil kita.
No comments:
Post a Comment