Soekarno atau Bung Karno merupakan Presiden pertama RI yang sepak terjang serta kepiawaiannya diakui dunia Internasional. Sosok Soekarno menjadi spirit negara-negara di Asia-Afrika pada jamannya. Berikut adalah 5 fakta tentang Soekarno di luar negeri :
1. Soekarno menjadi Nama Jalan
Maroko, Rabat, terdapat Jalan Rue Soekarno |
- Mesir, terdapat satu ruas jalan dengan nama Ahmed Soekarno Ketika Soekarno membacakan naskah proklamasi dan menyatakan kemerdekaan Indonesia, Mesir adalah Negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Tidak heran, hubungan diplomatik Indonesia dan Mesir sangat baik sampai hari ini. Untuk menghormati hubungan baik itu, nama Soekarno diabadikan sebagai nama jalan. Karena Mesir adalah negara Islam, mahasiswa Indonesia yang berada disana merubah nama jalan tersebut menjadi Ahmed Soekarno, hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemimpin Indonesia beragama Islam sehingga menarik minat orang yang melihatnya.
- Maroko, Rabat, terdapat Jalan Rue Soekarno
- Pakistan, terdapat Jalan Soekarno
2. Terdapat Nama Soekarno di Beberapa Tempat
- Di pakistan terdapat Soekarno Square di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore.
Pakistan, terdapat Soekarno Square di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore |
- Rusia, Masjid Biru Soekarno di St. Petersburg Masjid ini berada di Kota Sr. Petesburg, Uni Soviet (kini Rusia). Dalam kunjungannya ke negeri tersebut, Bung Karno melihat sekilas sebuah bangunan yang unik dan berwarna biru. Ia kemudian mengetahui bangunan tersebut adalah sebuah mesjid yang dialihfungsikan menjadi gudang senjata.
Rusia, Masjid Biru Soekarno di St. Petersburgh |
- Ketika kemudian ia mengunjungi Kota Moscow untuk membahas kerjasama politik antara Indonesia dan Soviet, ia bertemu pimpinan negeri tersebut yang bernama Nikita Kruschev.
- Soekarno menyampaikan kekecewaannya perihal mesjid yang menjadi gudang senjata tersebut. Hanya berselang satu minggu dari pertemuan tersebut, pemerintah Moscow menyampaikan bahwa bangunan tersebut kini dikembalikan fungsinya menjadi mesjid. Tidak diketahui alasan pasti mengapa dalam jangka waktu secepat itu masjid kembali dibuka, namun umat muslim Soviet meyakini bahwa ‘komplain’ Soekarno lah yang membuat masjid tersebut kembali dibuka. Hingga kini, masjid tersebut dikenal dengan nama Masjid Biru Soekarno.
- Arab Saudi, terdapat pohon mimba, yang dijuluki Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno
3. Perangko Perangko Seri Soekarno
- Di Filipina terdapat Prangko Soekarno
- Begitupun di Kuba Pada tahun 2008, pemerintah Kuba mengeluarkan perangko seri Bung Karno dengan Fidel Castro dan juga salah seorang pemimpin gerilya Kuba kelahiran Argentina, Che Guevara.
Perangko tersebut diterbitkan untuk perayaan HUT ke-80 dari Fidel Castro sekaligus menghormati hubungan diplomatik kedua negara. Pada masa kepemimpinannya, Bung Karno pernah mengunjungi Kuba dan menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba pasca Revolusi 1959. Kehadirannya dianggap penting sehingga tokoh-tokoh nasional Kuba turut menyambutnya di bandara.
4. Patung Lilin Soekarno di Bangkok
- Nama Bung Karno kembali mencuat berkat patung lilin menyerupai sosok dirinya dipajang pada museum lilin Madame Tussauds, Bangkok, Thailand. Patung lilin tersebut hadir berkat dukungan dari Tourism Authority of Thailand sekaligus bentuk apresiasi dari Madame Tussauds terhadap jasa Bung Karno. Patung lilin Bung Karno dibuat secara seksama dengan wawancara yang mendalam kepada anggota keluarga untuk mengkaji dengan sebaik mungkin karakter beliau. Patung lilin Bung Karno yang dipajang pada Madame Tussauds Bangkok diambil dari foto beliau ketika berada di Amerika Serikat pada tahun 1960, kunjungan tersebut sangat berkesan karena pidato Bung Karno yang berjudul ”To Build the World a New”.
5. Ketegasan dan
Keberanian Soekarno di Mata Dunia
- Memaksa Eisenhower
Dwight Eisenhower, presiden Amerika dibuat terperangah oleh Soekarno
yang notabenenya cuma pemimpin negara baru. Cerita berawal dari kunjungan
Soekarno ke Amerika pada tahun 1960. Saat itu, Soekarno merasa tersinggung
pasalnya tidak seperti layaknya pemimpin negara lain, kedatangan Soekarno tak
dijemput dan disambut Presiden Eisenhower. Kemarahan Soekarno memuncak ketika dia
merasa dibiarkan menunggu berjam-jam oleh Eisenhower di gedung putih.
"Aku bicara pada protokol apakah aku harus menunggu lebih lama lagi?, bila demikian aku akan pergi sekarang juga. lalu orang itu pucat dan memohon untuk menunggu sebentar. Dia pun lari ke dalam, keluarlah Eisenhower," jelas Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
Para pejabat AS pun kebingungan. Mereka sibuk meminta maaf dan meminta
Soekarno tinggal. Eisenhower pun segera keluar menemui Soekarno. Pada pertemuan
berikutnya, Eisenhower menjadi lebih ramah.
-
Go to Hell with Your Aid
Berbeda dengan pemimpin
negara lainnya, Soekarno juga pernah menolak mentah-mentah bantuan dari Amerika
Serikat. Saat itu, Soekarno melihat ada niat terselubung Amerika yang waktu itu
menginginkan diberangusnya paham komunis dari Asia. Soekarno yang berjanji
tak mau meminta-minta dari negara lain bahkan menilai Amerika 'riya' jika
memberi bantuan. Sehingga menyebabkan negara penerima bantuan kehilangan muka.
Menyikapi hal ini Soekarno langsung mengatakan,
"Persetan dengan bantuanmu! lautan dollar tak akan dapat merebut hati kami" teriak Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
- Pidato anti imperialisme
Dukungan terhadap Palestina pernah ditunjukan Soekarno lewat pidato
kenegaraannya. Saat itu Soekarno yang keluar dari PBB juga marah terhadap
Israel dan beberapa negara lain yang dianggap merampas kemerdekaan negara lain.
"Bagi kita Israel, Yaman Selatan dan Malaysia secara legal tidak ada! Mereka itu secara legal memang tidak ada," tegas Soekarno dalam pidato peringatan 10 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta, 18 April 1965.
Soekarno pun bertekad untuk membantu baik tenaga dan persenjataan untuk
membantu pembebasan negara-negara tersebut.
- Menolak Israel di
Asian Games 1962
Wujud lain dukungan
Soekarno terhadap Palestina ditunjukannya dengan mengusir Israel dan Taiwan
dari Asian Games tahun 1962 yang berlangsung di Jakarta. Alhasil, akibat
keberanian Soekarno, Komite Olimpiade Internasional mengeluarkan Indonesia
sebagai peserta di Olimpiade Tokyo. Soekarno kemudian menjadi penggagas
dibentuknya GANEFO (Games of the New Emerging Forces), pesta perhelatan
olahraga bersama negara-negara berhaluan kiri lainnya. Namun pesta olahraga ini
hanya berlangsung sekali akibat persoalan politik yang mengelilinginya.
No comments:
Post a Comment